Sabtu, 24 Februari 2018

Mengerti



Mengerti menjadi sebuah titik balik yang membebaskan gelap dari belenggunya
Mensucikan hasrat dari kadar ketidakpahamannya
Juga menyalakan cahaya dari dupa ketidaksadarannya

Mengapa manusia selalu ingin mengerti ribuan hal yang paling ada gunanya?
Barangkali kita ini memang ditakdirkan untuk menjadi seorang penebang pohon
Dalam usahanya untuk mencari kambium pemahaman
Atau akar ketidakrasionalan yang dapat menimbulkan masalah

Aku tidak mengerti
mengapa hal yang jelas itu, tidak dipahami orang-orang  yang katanya menjadi khalifah di bumi dengan segala pengertiannya.
Andai aku mengerti satu hal yang sepantasnya menjadi tujuan bagi manusia yang hidup dari menjiwai.


Sebagai contoh coba lihatlah
Sekian banyak yang mengerti akan ilmu yang luas,
Seperti de broglie akan satuan quanta yang di pikirkannya
Mengerti Cara membangun monumen yang amat rumit,
Seperti Napoleon akan arc de thriomphe-nya 
Mengerti pula cara memainkan senyum,
Seperti Dalai Lama dalam kebijaksanaannya
Ataupun perihal menjawab tiap- tiap surat cinta yang dimuseumkan,
Seperti ghibran akan syairnya yang tidak stabil
Mereka bahkan seperti  kumpeni yang bakal menjajah negerinya sendiri
Membuat hati bersekutu dengan egonya
Semua demi dunia  yang selalu patut dimengerti 

Ah andai saja semua mengerti

Manusia yang selalu menemui kebebasannya lima kali pada delapan ribu enam ratus detik yang dicintainya.
manusia yang selalu dapat meluangkan waktu dari kesibukan hariannya
Manusia yang tidak perlu mengunjungi matahari atau menangkap aurora sebagai amal ibadahnya


Lihatlah kepada hal-hal yang tidak membutuhkan banyak ketenagaanmu itu
Pada  waktu yang mengkhususkan  diri  menjadi lima bagian kecil wajibnya
Pada doa yang ditugaskan melesat pergi melintasi dunia dengan izin-Nya
Pada satuan kalimat takbir yang ingin di lirihkan
Pada perasaaan takut yang hilang akibat nama Tuhannya diucap

Maka mengerti juga dari manusia yang hampir putus asa
Lalu membuka Al-Quran dalam kesuciannya
Yang tertulis pada salah satu bagiannya
Sesudah kesulitan akan tiba kemudahan
dalam surah Asy Syarh yang selalu dicantumkan  pada waktu khususnya
Atau sepertiga malam mereka
Dibaca dalam jiwa dan tenangnya
Sekali lagi
malam berhenti
layaknya waktu yang terjebak pada putaran jam yang belum berdenting pada pukulnya


Andai aku bisa lebih dulu mengerti sesuatu yang lebih indah dari dentingan mozart dan beethoven.
pada ayat ketujuh belas dalam Al-Ghassiyah yang agung
Maka coba buka kembali kitabmu itu
Hafal dalam ingatan yang juga bersarang pada kalbumu
Bawa dalam shalatmu
Persilahkan air matamu untuk bangun melihat dunia yang ingin kau tangiskan

Biar mereka melihatmu dalam kekhusyuanmu
Juga melihat kenyataan yang tak patut untuk kau sedihi
Atau kau akan menangis pada hal yang sederhana saja
Seperti nikmatnya diciptakan dan dipenuhi kebutuhan.

Untuk kau yang membacanya berusahalah untuk mengerti…karena ini adalah tujuan hidup
Bintang-bintang tidak pernah jatuh  dalam padatnya Jakarta karena itu bukan tujuannya 
Bulan tidak menggeser bumi karena patuh pada orbitnya.pada Tuhannya, kepercayaaanya
Juga matahari terbit dan tenggelam karena ia sangat mengerti pasti
Jika sudah ribuan kali kau shalat tanpa mengerti arti setiap bacaannya begitupun makna surat yang kau baca , ataupun doa yang kau panjatkan,

Mengertilah.
Detik yang membawamu kemari pasti punya tujuan
Dan waktu tidak selalu bisa kau suruh lagi untuk menyetor pemahaman itu dua kali
Ingatlah Allah masih mencintaimu
karena kau termasuk orang yang ingin mengerti

Tanjung Duren,24-2-2018

Senin, 15 Mei 2017

Percaya




Percaya...




Percaya adalah memahami,
Seperti air yang mengalir
Dengan segala kepasrahannya , ia terus bergerak sesuai mekanisme kehidupan air
Untuk kembali menjadi hujan lagi
Karena ia memahami , dimanapun ia dan hujan sebenarnya tak pernah dipisahkan oleh jarak
  
Percaya adalah memahami ,
Seperti pendaki yang tahu akan jalurnya ,
mengerti akan kerasnya batu juga terjalnya gunung  yang kadang  menghiburnya untuk segera pulang ,.
Tapi kepercayaannya membuat ia memanjat lebih tinggi lagi
Sehingga ia dapat memahami dibalik lautan , awan  dan tingginya matahari
Ia hanya sebutir titik kecil yang selalu bergantung pada karya Tuhan yang maha besar.

Percaya adalah memahami
Seperti aku yang percaya
Akan alam yang bermufakat bersama-sama
Mempertemukan kita pada hari yang tak lagi kita inginkan ,
Sehingga aku tak lagi dapat  menyalahkan waktu
Atas keputusannya , untuk selalu menunda pertemuan yang kita nanti-nantikan.

Percaya sudah pasti tentang memahami ,
Tentang menghapus bayang-bayang yang membuat kau berhenti dari mengerti
Tentang segala keinginan yang sebenarnya ingin kau teruskan dalam kata dan doa
Juga berjuta harapan yang kau ulang-ulang dalam kebahagianmu hari ini

Percaya memang tentang memahami
Tetapi yang lebih penting dari memahami ituuuuuuuu
Adalah hidupnya kebahagiaanmu dan dirimu

(Setu ,Cipayung 15 -5 2017 )


Rabu, 22 Maret 2017

Doa

Banyak orang yang putus asa
Berhenti dari keharusannya bergerak
Diam dipeluk prasangka
Menjadi imam atas ketakutannya
Aku tahu kau bukan mereka

Banyak malam yang  makin tampak kehilangan
Walau  langit telah menyimpan segala perbintangan
Aku mengerti mengapa kau  masih saja tak bicara
Dalam hari yang  mulai lupa akan nasibnya
atau nasibku dan juga nasibmu

Maaf aku tak ingin membujuk lagi waktu
Setelah kesalahannya mempertemukan kita dalam diamnya
Atau juga salahku
Tapi  jika harapan kita masih sama
Dan gelombang keingintahuanmu belum terbenam
Percayalah dengan arloji-mu
Kenang saat ia  akan mempertemukan kita lagi

Percayalah
Biarkan kata yang berbuat sesuai keajaibannya
Untuk bertemu Aku
Dalam bunyi ucap-mu
Aku memelukmu , juga subuhmu

Cipayung ,jak tim 23-maret 2017





















Sabtu, 28 Januari 2017

Saya dan Bintang

Malam ini seperti malam yang biasa-biasa,gw tidur .kaki menghadap jendela,ngelietin langit.menyapa kehidupan yang bersinar di atas sana.setelah gak ngeliet apa-apa selain langit yang hitam kelam,ternyata gw baru sadar kalo ini jakarta.Gak ada bintang yang mau singgah di kota ini.Huuh gw memejamkan mata sejenak.

Lantas pikiran ini kembali ke masa-lalu dengan mesin waktunya..

Indramayu ,KarangAmpel, Komplek Pertamina Mundu ,rumah favorit gw Jl.Gardenia blok C.52 pukul 17:45 sekitaran tahun 2002

Gw mengambil sepeda kesayangan.Udah mau magrib dan waktunya ke mesjid.Tapi sebelumnya gw musti jemput sahabat gw dulu yang rumahnya cuma 5 blok dari rumah gw.

Wahyuuu !!!
Wahyuuuuuu!!!
gw memanggil-manggil
Sebelum orangnya keluar gw akan membicarakan sedikit kisah tentangnya
Wahyu ini adalah adik kelas gw,yang saat itu gw baru menginjak kelas lima SD
Gw sangat senang berteman dengan si wahyu ini,selain temen gw lainnya
 Walau gw kalo berantem selalu kalah sama si Wahyu...Tapi dikala gw tertindas si Wahyu ini suka membela gw..


Ia kiiiii
bentar ..Lantas si Wahyu keluar bersama Ibunya...dan setelah saliman ,dia mengambil sepedanya yang terpakir di teras rumahnya.

Wuuush doi menggowes sepedanya dengan kencang melewati gw
Karena dulu masih jadi anak-anak yang labil gw gak terima disalip tanpa sepertujuan  kalo sekarang mah alon-alon asal kelakson.Yang cepet duluan ya monggo.





rute untuk menuju masjid gak jauh,kira-kira 600 meter dari rumah

Kita harus melewati,jembatan besar ,lapangan tenis disini terpisah menjadi 2 rute yaitu lewat G.O.R atau lewat Lapangan bola yang dua-duanya sama-sama menhubungkan kita melewati TK. abis itu baru-lah sampai ke masjid

Gw selalu kalah sama dia saat balapan sepeda.Gw juga gak ngerti kenapa.Tapi emang kemungkinannya Vo 2 max gw memang rendah kali.


Sampe mesjid dan shalat Magrib


Ini adalah tahiyat akhir shalat magrib malam itu.Diantara orang-orang yang seneng banget di tahiyat akhir pertanda shalat sudah mau kelar.Gw malah semakin gelisah.Shalat selesai berarti gw bakal pulang ke rumah.Gw bakal melewati dua alternatif jalan menuju rumah gw yang dua-duanya pasti  melewati tempat yang disakralkan oleh anak-anak komplek kalau malam hari.tempat itu adalah TK !

Sebelumnya gw musti ngejelasin kalo gw bukan anak yang terlalu penakut pada saat itu.
Tapi normalnya sih anak-anak komplek  pada takut kalo lewat situ.Biar gw beri penjelasan latar gimana kondisi komplek rumah gw yang berada di pedaleman desa di kabupaten  Indramayu itu.


komplek rumah gw didominasi oleh pohon-pohon gede,seperti pohon Mangga dan Akasia.Karena kebanyakan yang tinggal di sini berasal dari luar daerah(tinggal disini karena pekerjaan ),dan populasi rumah yang ditinggali juga sedikit,maka menyisakan banyak rumah-rumah kosong.Jadi kalo udah malem orang-orang jarang banget yang keliatan.Sumpah sepi banget komplek gw kayak kuburan.Yang ke mesjid juga bisa di itung pake jari dan mereka biasanya itu ya bapak-bapak yang bawa mobil sendiri.

Dan gw ngaku kalo gw sering ke mesjid adalah sebuah pencitraan terselubung biar gw dikasih jajan berlebih ama nyokap dan uangnya buat  ngumpulin  tazos yang ada di chiki-chiki.Kerena sesungguhnya  pada jaman itu orang keren dilihat bukan seberapa canggih gagdetnya  tapi seberapa banyak koleksi tazosnya.

Setelah kelar sholat kita berdua berpisah dengan teman-teman yang lain ,karena cuma rumah gw dan  si Wahyu yang searah.Persimpangan jalan sudah di depan mata.Kita berdua menghentikan sepeda kita.Angin malam sudah bergerak,meniupkan sepoinya yang misterius.Hanya angin yang boleh bersuara.Mendominasi kondisi malam yang kosong tanpa bulan.Temaram lampu jalan yang berwarna kuning redup seakan menjadi satu-satunya penunjuk jalan trek kita.Pohon-pohon begajulan seperti memiliki tangan untuk berbuat sesuka hati mereka.

Kita berdua berpandang-pandangan
"Lewat lapangan apa GOR ?" Wahyu bertanya pelan
"GOR lah lapangan mah cemen,banyak lampunya"dalem hati gw sih pengennya lewat lapangan
"Yaudah "Wahyu menelan ludah
"Yaudah "keringat gw menetes dari pelipis mata
 Lalu si wahyu melengos dengan kecepatan diatas rata-rata,meninggalkan gw yang terdiam karena belum sempat menelan ludah yang mengganjal di kerongkongan.

TK kala itu seakan memiliki aura yang paling kelam dan mencekam.Suara ayunan yang bergerak.Pepohonan yang melambai-lambai.dan bayangan wanita berambut panjang yang menjadi mitos kala itu seakan menyambut kita berdua.

Tiba saatnya kita berdua melewati TK.Dengan gemeter gw mencoba mengendalikan setang sepeda dengan benar.Suasana sepi dan imajinasi tentang  sang penunggu TK membuat bulu kuduk gw langsung merinding.Dan saat itu kadar keberanian gw sudah dibawah batas normal.Hasilnya positif kalo gw ketakutan saat itu. .Kalo udah gitu gw langsung kayuh sepeda sekuat tenaga sampe kaki hampir mati rasa dengan mulut komat kamit membaca Al-fatihah lalu disambung An-nas sambil teriak-teriak.Dari kejauhan gw juga mendengar suara si wahyu khusyu banget membaca surah Al-Ikhlas.Satu menit yang sangat panjang malam itu.Dan juga malam-malam berikutnya.

Tapi ada malam diantara malam yang menjadi sangat istimewa.Langit seakan memberi kebaikannya malam itu.Gelapnya malam seakan membuka tirai yang terkunci.Membebaskan segala hal yang dapat menumbuhkan keberanian.Iya Bintang-bintang turun dari persembunyiannya.Membiarkan orang-orang yang digoda setan ataupun dirasuk persepsi menjadi lupa akan ketakutannya.Lupa akan keharusannya.Dengan mata yang mengadah ke atas.Mencoba meneliti mana kerlip yang paling biru.Ataupun mencari  Kejora yang paling besar.Seram telah berganti menjadi takjub kali ini dan mungkin seterusnya.

Mulai hari itu gw mulai menyukai bintang.Gw mengerti diantara sisi keburukannya, malam juga memiliki sisi baiknya.Pada malam itu dimana setiap pertanyaan yang telah terjemput oleh jawaban masing-masing.Memberi suatu pengelihatan baru dalam diri gw.Jika ada saatnya ketakutan datang.Gw akan selalu melihat ke atas.Mencari bintang yang paling gemerlap untuk mengambil setetes cahayanya ke dalam mata.Hingga mengusir rasa takut yang amat sementara.Dan jika malam enggan memberikannya.Gw bisa mencari manusia-manusia di sekitar yang memiliki mata yang bercahaya seperti Rigel  atau Sirius.Yang rela membantu dengan segala kepasrahannya.Mendampingi dengan segala resiko yang akan ditanggungnya .Membuang gelapnya hari dan menggantinya dengan sinar ketenangan.Tidak apa-apa gw belum menemukannya hari ini.

Sekarang setelah kembali ke peradaban yang asli.
28-januari 2017, Setu , Cipayung Jakarta Timur jam 01:12

Gw termenung menatap jendela.Jalanan,deru kendaraan sepoi angin yang meniti malamnya Jakarta.Masih sama.Kantung mata gw mulai berat.Waktu sudah ingin dirangkul oleh guling kesadaran.Menuju alam yang sudah tak sabaran untuk dijamah.Ketika kita tidak pernah tahu apa yang akan diberikan olehnya nanti.Sebelum kantuk yang semakin erat pelukannya..
Gw mengambil secarik kertas . menuliskan nama Wahyu disana . Lalu menempelkannya pada styrofoam yang menempel di dinding.Suatu saat mungkin kita akan bertemu .Semoga bukan saat malam yang sedang gelap-gelapnya lagi.

















Senin, 19 Desember 2016

Cerpen : Menangkap Mata


Senja hari di sudut kota berlalu kian cepat.“Heyyy berhenti !”Dua orang berkejar-kejaran diatas trotoar yang sepi.Kota yang tertutupi kabut ini sedang buta sementara.Mata orang-orang tidak dipakai untuk melihat yang seharusnya dilihat.Bahkan kabut yang teramat pekat itu semakin menambah putihnya kian tebal.Mata orang -orang disini tidak bisa melihat apa yang seharusnya dilihat.Orang-orang kelaparan seperti semut tanpa antenna.Banyak berseliweran dimana-mana.Terkapar tiada gairah.


Pemuda bertopi baret itu terus berlari dan melompati apa yang menghalangi jalannya.Tetapi lama-lama orang yang berada di belakangnya itu dapat menyusulnya juga.

“Kau mau melawan ya? hey  aku punya senjata,kubilang berhentii !”Pria paruh baya itu mengeluarkan pistolnya,dan berlari semakin kencang.

Namanya Bandar.Lelaki pengangguran yang tidak percaya dengan siapa saja.Hidupnya banyak mengalami kegagalan.Dicampakan orang,ditipu mentah-mentah,di rampok.Sepertinya semua kegetiran dalam kehidupan ada padanya.Hingga matanya berubah tidak seperti mata orang pada umumnya.Matanya selalu menatap lebih dalam,mata orang yang dilihatnya.Dengan begitu dia bisa melihat hal-hal yang terlepas dari pengamatan orang biasa.

Bandar berlari dan berlari.Melewati pertokoan yang sepi.Tidak ada yang menyapa disana.orang-orang sudah pergi.Senja dikota ini seperti malam yang  larut.Rembulanpun jarang singgah di langit kota ini.Tidak ada mata yang berdecak kagum akan keindahan bulan lagi.

“Doooor !!!”Suara tembakan dilepaskan ke udara oleh orang itu.

Bandar menoleh kebelakang,lalu mempercepat lajunya.Karena teramat takut ia tidak melihat ada sepeda melaju dari arah kanan.

“Bruakkk!!!!!”Sepeda itu menabrak badan yang menggigil ketakutan itu. Bandarpun terjerembab di aspal yang dingin.Lelaki itu memasukan pistolnya kembali dan membantu Bandar berdiri.

“Siapa namamu ?”

“Bandar tuan.Bisakah aku segera pulang?”Bandar terus menatap mata orang itu dengan amat dalam. Semakin lama ketakutannya sedikit hilang.

“mmmau apa kau.”

“Coba kau ulangi.”

“Apanya ?”

“Kaubilang orang-orang itu salah dalam melihat ?”

“Benar.”

“Apa kau yakin ?”

“Mata tidak pernah bohong tuan.”

“Apa yang kau lihat dari mata orang lain?“

“Emm tidak ada tuan.”Bandar melangkah mundur.Kakinya yang gemetar membuat badannya yang kurus sedikit limbung.

“Hei anda mau kemana?Sebaiknya kita makan dulu.Aku tahu kau butuh pekerjaan”

“tttapiii..aku tidakk.”

“Sudahlah ikut saja,hari sudah mau malam.Kau bisa menginap nanti di rumahku. Maaf tembakan tadi hanya penggertak saja.

Bandar termangu beberapa detik.Kemudian berdiri dan berlalu dengan pria itu.Sepertinya dia harus mulai percaya dengan kawan barunya yang tak pernah sedikitpun melepas kacamata hitamnya  yang amat legam.

“Namaku Bias.“Pria itu menyebutkan namanya.Bandar tercengang matanya menjadi  kikuk seperti tak pernah melihat terang.Bias Brodero seorang yang sering digadung-gadungkan masyarakat kota.Namanya sudah banyak terpampang di koran,teramat banyak dilihat oleh mata-mata tanpa harapan.”Dia adalah orang baik.”Begitu teman-teman Bandar menyebutnya.Dari loper koran sampai juru masak kedai roti turut meng  agung-agungkan namanya.Jadi sungguh beruntung ia telah bertemu dengan pria itu.

“Kau kah orang itu?sang penyelamat itu ?”

“Belum saatnya Bandar.Aku belum menemukan mata yang cocok.Kota ini perlu mata yang bisa menangis.Bukan mata yang sering tertawa,hingga lupa akan akan keadaan.Lupa akan siapa dirinya.Aku perlu mata itu.Kalau bisa sekarang juga.Aku butuh bantuanmu Bandar.“Bias tersenyum.Namun senyumnya  hanya sebentar,hatinya  tetap kalut.

“Kau minta aku mencari mata itu?Kurasa kau sia-sia.Sudah ribuan mata kulihat,tapi ternyata sama saja.Kecuali beberapa…”Bandar tidak melanjutkan perkataannya.Otaknya berpikir keras.Mulutnya ingin mengatakan sesuatu tetapi malu-malu.

Bandar mengeluarkan secarik kertas dari saku kemejanya yang kotor.Dikibas-kibaskannya kertas yang mungkin basah terkena keringatnya.”Ini adalah catatanku tentang mata yang tidak pernah aku temui di kota ini.Jumlahnya ada tiga,mungkin saja kau berminat salah-satunya.”

“Coba kau terangkan.”Mereka berdua lalu duduk di bangku pinggir jalan.

Bandar terpejam sejenak,mencoba mengingat kejadian itu.Hembusan angin yang sopan seakan membantu menggali ingatannya.

“Aku bertemu dengan gadis itu tepat ketika jam berdenting enam kali di depan halte yang telah mati.Tempat itu dijadikan tempat tinggal bagi mereka-mereka yang sekarat.Aku tidak yakin bau pewangi paling harumpun bisa menghilangkan bau yang busuk disana.Matanya yang sedikit pucat,namun tidak terlalu pasi.Seperti daun yang jatuh di tanah salju.Ada beribu harapan dari mata indahnya.Kepeduliannya terhadap orang-orang membuatnya sedikit lupa.Bahwa sesungguhnya ia sendiri harus terus hidup.Walaupun lebih baik mati meninggalkan negeri sakit ini dengan bahagia.Setidaknya ia bisa merubah perspektif orang-orang sepertiku yang tidak pernah percaya siapa-siapa.

“Lalu apa yang terjadi dengannya ?”Bias membuka kacamatanya,seraya menatap Bandar.

“Tugasnya  sudah selesai.Mungkin tuhan mengirim orang lain untuk menggantikannya.”Ia mati ditempat itu.Tertabrak truk.”

“Tertabrak ?Bagaimana bisa?seperti orang buta saja !”

“Dia memang tidak bisa melihat tuan !”

“Maaf,aku tidak bermaksud.”Suasana sejenak berubah menjadi hening.Hanya angin dan daun yang sedari tadi sibuk menari-nari dengan lembut.

“Menjadi buta bukannya tidak bisa melihat kan?Dia melihat dengan perasaanya.Hatinya selalu menunjukan jalan yang mungkin lebih mulus dari jalanan yang dilihat dari mata biasa.Sayang sekali dia sudah pergi.Tapi kau tidak usah bersedih.Masih ada orang kedua yang mungkin bisa membantumu.

“Siapa orangnya?”

“Mungkin tidak banyak yang tahu tentang dia.Mata yang belum pernah aku lihat sebelumnya.Tatapannya yang tajam lebih seram dari mata elang sekalipun.Ia mengabdi untuk negeri ini dengan jiwanya.”

“Apa ada orang seperti itu,”potong Bias.

“Dia seorang tentara tuan.Mata yang menyaksikan banyak pertumpahan darah di tanah lapang yang renggang.Ketika beribu-ribu pleton manusia tidur selamanya tanpa nafas.Mata yang terus menegang  kala itu sampai saat ini tidak pernah tenang oleh kegembiraan.”

“Lalu,dimana dia sekarang ?”

“aku baru kemarin menjenguknya.Ia terbaring tak berdaya di rumah sakit.”

“Apakah ia terluka saat peperangan itu ?seberapa parah lukanya ?”

“Bukan karena perang itu ia mendekam di rumah sakit.Negeri ini sudah merdeka sejak lima puluh tahun lalu.Ia sekarang sudah menjadi orang tua renta yang terlupakan.Luka fisik baginya bukan apa-apa tuan.Tapi luka batin yang selalu terngiang-ngiang dimatanya.Pengorbanannya untuk negeri ini seakan sia-sia.Anak cucunya kita-kita ini sekarang berlaku seenaknya saja.Banyak orang yang tidak peduli dengan sejarah.Padahal dengan sejarah kita bisa tau dari mana kita berasal.Bagaimana kita harus bersikap.Bagaimana orang-orang dahulu melihat desing-desing peluru secepat kilat menembus kulit-kulit mereka.Kita yang tidak tahu apa-apa inipun bebas melakukan apa saja tanpa mengenal balas budi.Sekarang lelaki itu sudah tidak punya tenaga lagi.Tetapi matanya yang berani masih tetap perkasa.Aku bisa melihatnya.”

“Jadi tentara itu sudah tua sekarang?”

“Benar tuan,mungkin sekarang ia sudah tiada.Terakhir kali bertemu ia berkata kepadaku bahwa akan ada saatnya  manusia yang melihat apa yang seharusnya ia lihat.Orang yang menggunakan mata dengan benar.Mungkin orang itu yang akan menghentikan semua krisis kepercayaan di negeri ini.”

“Tapi  dimana aku harus menemukan mata itu Bandar?harapan ke dua sudah tidak ada bukan ?lalu apa lagi?”

“Manusia harusnya terus berharap toh.Harapan itu tak akan pernah putus.Kejadian tersedih sekalipun.Ketika manusia terus berharap maka alam akan senantiasa membantunya bangun.”

“Baiklah.Sepertinya kita beruntung.Harapanku masih cukup banyak kali ini “Bias sedikit tersenyum.

“Kalau begitu akan kuberitahu orang ketiga.Mata yang setiap orang pasti ingin memilikinya.Binarnya membuat semangat orang di sekitarnya menjadi tumbuh.Mata yang didalamnya tidak ada cerita-cerita menyedihkan.Matanya penuh sekali dengan gairah membuncah.Dia satu-satunya orang yang berdiri ketika yang lain-lainnya terlungkup diinjak-injak kepasrahan.Ia yang selalu bergerak walau cobaan menjepit kakinya ketika ia melangkah.Aku baru saja mengunjunginya tadi.”

“Itulah mata yang aku cari Bandar,temui aku dengannya sekarang juga. “

“Tapi aku tidak tahu dia dimana sekarang,”ucap Bandar.

“Barusan kau bilang telah bertemu dengannya ?”Air muka Bias kembali berombak.Kerutan di dahinya seperti perahu yang karam di tengah badai.

“Dia berpamitan padaku tadi.Negara  ini masih perlu waktu untuk maju ujarnya.Dia ingin melihat lebih jauh tentang Negara ini.Ia ingin melihat seperti apa kota-kota yang lain.yang tersembunyi dibalik bukit.Mengajarkan ilmu tentang cara mempergunakan mata dengan benar.Agar tidak ada lagi mata-mata yang kelam kelabu.Lalu suatu saat ia akan kembali lagi membawa pelajaran-pelajaran yang ia dapati selama perjalanan jauhnya.”

“tunggu dulu Bandar.Kenapa dia tidak mengabdi untuk negeri ini?Bisa toh dia menjadi pemimpin bersih di tengah para perampok takhta yang merajalela di luar sana.Negeri ini membutuhkannya Bandar.”

“Begini tuan.Satu mata yang paling suci sekalipun tidak akan bisa seorang diri untuk memajukan negeri ini.Mungkin butuh ribuan pasang mata yang paling gemerlap.Mata  orang-orang  yang  melihat apa yang seharusnya dilihat.”

“Jadi sepertinya tidak ada harapan lagi untukku mengembalikan Negeri ini menjadi lebih baik.Kecuali memenggal  kepala para  pemimpin curang itu satu demi satu!”Bias menggenakan kacamatanya lagi.Bukan sebagai tanda kalu ia ingin bergegas pergi.Tapi air matanya yang semakin menggenang itu membuat ia sedikit malu.

“Harapan tidak akan pernah hilang tuan,selagi kita masih hidup.“gumam Bandar.

Bias membalikan badannya.Sepertinya belum saatnya ia menjadi pemimpin di kota itu tanpa penasihat yang mempunyai mata sesuai harapannya.Aspal jalan itu seperti menyuruhnya untuk cepat berlalu saja karena usahanya yang sia-sia.Tapi belum sampai lima langkah berjalan.Ia berbalik badan dan berlari kecil menghampiri Bandar yang masih termenung.

“Tapi tunggu dulu.sepertinya kau kurang menyebutkan satu nama lagi kan.Apa kau lupa dengan orang itu Bandar ?”

“Siapakah ia tuan.Hanya mereka saja  yang aku tahu,tidak ada yang lainnya ?”Bandar terdiam sejenak.Ia coba mengingat-ingat lagi.Sesekali diliriknya kertas catatanya yang mulai kering.Kemudian Bias berdiri dan memegang bahu Bandar dengan amat keras.Pegangan yang teramat keras itu seakan takut bahwa orang yang ada di depannya akan hilang.

“Kau orangnya Bandar.Kau bukan saja hanya bisa melihat lebih dalam setiap mata orang-orang itu.Tapi kau juga mempunyai mata yang begitu mulia.Kau memperhatikan kehidupan orang-orang.Kau mempunyai mata yang tidak hanya mengamati hal-hal yang menyenangkan saja.Tapi kau melihat keseluruhan .Kau adalah orang yang yang masih punya rasa peduli.Kepedulian yang kukira sudah punah itu ternyata masih ada Bandar.Kau harus yakin itu.”

“Tapi aku hanya orang biasa,tidak ada harganya.Mataku ini akan semakin pucat seiring berjalannya waktu tuan.”

“Tidak Bandar.Aku yakin itu diantara beribu-ribu orang yang kutemui ,mata mereka tetap dingin,mungkin lebih dingin dari laut sekalipun.Aku membutuhkanmu Bandar”

Bias kembali membuka kacamata hitamnya.Senyumnya mulai timbul menyapu genangan air mata yang berkumpul.Lalu mereka berdua berjalan beriringan di hari yang mulai gelap itu.Sesekali perut mereka bunyi karena belum diisi.Tapi langkah yang lapar itu tidak membuatnya terhenti.Perut tentu dapat diiisi dengan makanan.Tapi langkah akan terus menjejak walaupun ia hanya menjilat pasir dan kerikil.Setidaknya mereka terus bergerak.Hingga saatnya mata-mata yang  pasi di negeri  itu kembali berwarna.

Sabtu, 17 September 2016

Angin



Ini aku persembahkan untuk Sebuah angin yang pernah datang,duduk dan menari di dalam hati




Dunia tak bergerak.
Dunia bergerak.
Angin tergambar.
Udara terjangkar.
Jika aku bisa melihat sisi baik dari setiap cerita.
pasti aku akan menjadi orang yang paling bahagia di dunia.
Itu semua tak bisa dikatakan dengan mudah.
tapi bukannya bisu tetap bisa mendengar.
Dan semua rintihan yang terlaru bersuara itu.
Tidak pernah pergi.
Tak pernah mau dihapuskan.
dan kau yang masih merekat.
Semoga lekat cepat kesat.
Untuk bersatu cepat dengan angin.
Lalu memuailah rindu yang paling indah.
Karena aku bukanlah Canis Major.
Yang selalu terjaga dalam menjaga.
lalu kau pergilah.
Bawa juga semua kebahagian.
karena itu yang aku mau.
Kau menjadi dirimu.


Sabtu, 06 Agustus 2016

Takengon,Gayo,Kopi Dan Danau Laut Tawar


Yang baca sambil nyetel video in gw doain sukses...amiinn


Pertama...
Perjalanan sebelumnya gw berangkat dari Medan menuju Banda Aceh hanya untuk membuktikan apakah travelling sendirian bisa ngedatengin inspirasi.Perjalanan gak tau mau kemana dengan motto  "Tuhan pasti yang menunjukan jalan".Perjalanan bagi seorang gw yang tak ayal adalah seorang utusan dari Si Kaptengambar.Yaitu orang terkenal  dari dimensi dua yang tercipta dari seliter pikiran dan sebuah pensil.

Foto-foto seputar Pulau Weh,Aceh :
Pemandangan dari Iboih

Iboih dan terumbu karangnya
Pulau Rubiah..Spot snorkeling kece




Awal kata ....
Idup bagi gw terbagi atas beberapa fase,mengetahui,melakukan dan memahami.Dan pengetahuan tak terduga datang secara acak dari sumber antah berantah,tapi selalu berhubungan dengan jalan kehidupan kita.Seperti ilham mungkin.Dan suatu ilham kampret yang masuk kedalam hati gw adalah suatu tempat,"TAKENGON"



Dan cerita dimulai ...
Suatu hari tepatnya di parkiran pelabuhan  Ulhue Lee,Banda Aceh.Gw duduk diam.Melamunkan kebodohan gw sendiri.Sok-sokan jadi solo traveller niatnya biar kaya yang mulia Christopher Mc candless yang bisa nemuin hal-hal luar biasa ketika pergi sendirian.Ternyata pengalaman gw dua hari di pulau weh gak begitu berkesan banget.Ketemu orang,ngobrol-ngobrol ,gambar,ngelamun,berenang..biasa aja gitu,gak ada yang spesial.

Disitu gw bingung langkah apa yang mau gw ambil selanjutnya.Apakah gw bakal pulang ke rumah terus bicara sama orang-orang kalau pulau weh tuh keren banget,pecah banget ,gila terumbu karangnya keras bro ...ikan ikannya bisa mandi sendiri..penduduknya ada yang mirip irvan khan dan hal-hal hiperbolis lainnya.Hmmm No way....! gw bukan orang kayak gitu sih.Itu tuh yang begitu rendah banget derajatnya..Sejenak gw ngeluarin hp karena ada teman gw yang comment foto gw di facebook.



Setelah gw cari-cari di google ternyata ada satu nama kota di Aceh yang selalu mengusik gw.Yaitu Takengon sebuah kota kecil yang terletak di wilayah Aceh tengah yang gak lain adalah tanah Gayo.Gw sempet  ketemu traveller anak IPB  sama anak UNPAD  di feri saat pulang dari pulau weh menuju Banda.Setelah bincang-bincang ternyata destinasi mereka ya pulau Weh aja.Dan tempat-tempat yang kurang lebih mainstream banget di Banda Aceh.Tapi pas gw tanya tentang Takengon (Nyari barengan secara terselubung :) )mereka sepertinya kurang tertarik.Dengan lesu gw cuma bisa mandangin ombak yang bergelombang tenang dari kejauhan.Isi kepala gw cuma ada beberapa nama ,Takengon,Gayo,Danau Laut Tawar....


Gw bingung banget,gak tau ke sana naik apaan.Orang yang satu-satunya bisa nyelamatin gw yaitu pak Moneh.Dia adalah adiknya dari tetangga gw di jakarta yang berhubung tinggal di Banda Aceh.Semoga aja dia orang baik yang mau nganterin gw.Akhirnya gw telepon dia.Dan apes banget dia ternyata lagi di luar kota.Tapi ternyata dia menyarankan gw  menuju Terminal Longbata untuk mencapai takengon.

Udah jam 6 sekarang,musti nyari mesjid.Tapi ternyata masih sore.Oh iya ini kan aceh ya .Disini magrib jam 7 an.Akhirnya gw bersiap nyari becak yang bisa mengantar gw ke Longbata.Dan memang hari ini gw lagi beruntung ,gw langsung dapet becak.Ternyata kakek-kakek sopirnya.Gw bilang mau ke longbata,mau nyari L300 untuk ke Takengon.Tapi kemudian dia menyarankan untuk ke terminal Batoh aja yang deket.Soalnya kalo Longbata lumayan jauh.Karena gw ga tau medan.Dan kakek2nya kasian yaudah gw okein aja.Tapi firasat gw kok gaenak ya.

Sampai terminal udah banyak calo yang ngerubungin becak gw.Trus ketika gw bilang tujuan gw ke Takengon mereka pada pergi.Katanya kalo mau ke takengon harus dari Longbata.Wah apa gw bilang kaaan.Siakek juga nih kakek,Namun dengan gelagapan dia bilang."Tenang dek kita cari kedalam siapa tau ada".

Untungya ketika mencari-cari akhirnya nemu 1 biro travel yang menjadikan takengon sebagai destinasinya.Aduh selamet dah gw.Bapak resepsionisnya gede kumisan coklat.Pokoknya setelan preman banget.Tapi gw gak nyangka banget ternyata suaranya lembut dan menyenangkan hati.Mobilnya lumayan lah ya kalo buat selera gw.Gw mah yang penting nyampe.Mau naik Campervan kek,Becak kek.gw mah gak masalah.yang penting nyampe.



Perjalanan kesana memakan waktu 8 jam katanya.Di mobil itu cuma ada 4 penumpang termasuk gw,dan gw dapet duduk di paling belakang.Bangku nomor 6.Et dah bukannya itu angka sial ya.Keparnoan gw mulai muncul.Tiba-tiba suara hati gw seperti membisikan sesuatu..pelan tapi merdu.dan gak tau kenapa tiba-tiba jadi kenceng."Angka sial kan 13 goblok !!!"

Karena sebelah gw gak ada ada orang.Niatnya kalo ada temen ngobrol gw pengen tanya-tanya seputar Takengon.Daripada gw ngobrol sendiri kayak orang gila.Apalah jadinya gw ya tidur aja.

Gw tiba-tiba bangun,bukan apa-apa.Ini udara dingin banget.Tau gini mah gw bawa jaket yang agak tebelan.Setelah gw cek ternyata masih jam 3 pagi dan penumpang tinggal 2 orang.Rupanya yang lain sudah pada diturunkan.

Dan akhirnya tujuan gw tiba juga.Terminal Payailang Takengon.Diluar dugaan ternyata perjalanan gw emang tanpa persiapan banget.Ini jam 4  udah kayak jam 3 an,masih gelap,sepi sama ini nih yang bikin gw tercengang-cengang,udaranya itu loh dingin banget !!.Gw diterminal itu sendirian.Bener-bener sepi dah ini gak ada siapa-siapa.

Akhirnya biar gak kedinginan  gw masuk ke dalem ruang tunggu terminal.Kemudian gw cari bangku dan gw taruh keril gw.Kemudian gw baca mantra andalan gw kalo lagi kedinginan  di gunung."Panas panas panas panas ".Dan gw ulang berkali-kali kayak orang lagi dzikir.

Teman seperjalanan gw tas keril biru merek Avt*ch :)

Tiba-tiba dari kejauhan ada seorang anak muda yang datang.Gerak-geriknya sangat mencurigakan benget.Dia jalan ke setiap sudut terminal,terus balik lagi ke sudut lainnya.Sadar ngeliet ada gw yang lagi duduk dengan muka ngantuk-ngantuk senyum,beserta tas keril 60 liter disamping.Akhirnya dia menghampiri gw.

"Mau kemana abang ? "Tiba-tiba dia nanya.

"Mau kerumah teman bang,nanti saya dijemput disini".Padahal satu orang pun gak ada yang gw kenal di kota itu.White lies dikit gak apa-apa lah demi keselamatan gw.

"Oh gitu,abang dari mana ?"

"Saya dari jakarta nih "Sambil sedikit ketawa.

"Woah jauh-jauh keisini mau ngapain bang ?"

"Saya sebenernya mahasiswa arsitektur.Lagi skripsi.Dan salah satu materi yang saya ambil ya budaya gayo ini.Jadi saya ingin mengenal lebih dekat bla bla bla..."Sesi ngarang-mengarang pun dimulai.sekali lagi ini demi keselamatan gw.

"Oh begitu,gini bang saya tau tempatnya tentang sejarah gayo.Ada di kantor kebudayaan kota Takengon.Gimana kalo saya antar.Saya ini tukang becak bang hehehe "Sambil senyum-senyum.Entah kenapa setelah tau kalau dia tukang becak gw jadi sedikit lega.Dan karena dia lumayan tau banyak tempat di Takengon yang bisa gw kunjungin.Maka ini adalah kesempatan bagus banget.

"Oh kalo gitu abang antar saya kesana ya.Ini teman saya sms kalo ternyata dia gak bisa jemput hehehe "Sambil liet kearah hp dengan muka kecewa tapi maksa.

"Oh bisa bang,Tapi sekarang saya musti ke pasar.Ada sewa pagi ini di sana"

"Hem,kalo gitu nanti jemput saya diiii"Sejenak gw mikir."Mesjid !,ada mesjid gak sekitar sini?"

"Oh ada bang tapi jauh,kira-kira 1 kilo dari sini "

"Oh gak apa-apa kok bang,sudah biasa naik gunung"Karena kedinginan gw jadi sombong.

"Yasudah nanti dari depan terminal lurus aja lalu  belok kanan dan bla bla bla "

Akhirnya setelah ngobrol banyak gw mulai siap-siap.Setelah diantar sampai depan terminal gw pun dilepas oleh tukang becak itu.


Namanya adalah bang Karimi.
yang gw salut ternyata dia juga mahasiswa kayak gw.Sedang mempersiapkan hal-hal yang diperlukan untuk sidang skripsi.Dia kuliah di jurusan ekonomi bisnis di salah satu universitas di Takengon.jadi ya jangan kaget kalo gw sama bang Karimi ini ngobrolnya gak berhenti-henti karena kami satu penderitaan.Mahasiswa.

Dan kalau lo mau ketawa ternyata ketika bang Karimi pertama kali nemuin gw,dia itu sedang mencari sesuatu yang hilang.Iye dompetnya ilang di terminal Payailang.Padahal ada stnk,ktm dll yang ribet cara ngurusnya.Waduh jadi kesian gw ngelietnya.Sempet marahin isi otak gw yang menduga kalo si abang itu orang jahat.Ternyata sebaliknya cuy.Dan perjalanan mengesankan gw di Takengon dimulai dari ketemu Bang Karimi ini.Jadi ya terus baca aja yaa hehehe.

lalu berangkat menuju mesjid...


Jadi akhirnya gw musti nyari mesjid nih.Selain karena sholat shubuh gw juga butuh banget ruangan yang  hangat saat itu.Dengan santai gw jalan sesuai panduan Bang Karimi.Karena menurut gw segala sesuatu itu harus dinikmati seutuh-utuhnya walaupun  ya Cuma jalan kaki.Berhubung jalannya sepi dan serem abis.Setiap  langkah gw coba untuk nyanyi.Biar gak monoton seremnya.

 Kiri kanan kiri kanan sambil gw bersenandung  terus melangkah melupakanmu,lelah  hati perhatikan sikapmu,Engkau bukanlahh ...Tiba-tiba dari kejauhan ada suara lolongan anjing.Deg....! keringat gw mulai ngucur dari pelipis mata.Mana gw sendirian lagi,masih jam setengah lima.Tas keril gw lumayan  berat,mau lari pasti gak bisa.Sekilas gw teringat saran temen gw kalo anjing,monyet dan hewan sebangsanya bisa mendeteksi rasa takut kita.Makanya hal yang tepat untuk dilakukan pada situasi saat ini adalah jangan panik.Dan gaboleh lari.Maka gw pun memelankan kecepatan jalan gw.


Tiba-tiba dari arah belakang gw ada satu anjing jalan.Doi ada di belakang kanan gw,sedangkan gw di sisi sebelah kiri jalan.Emang gatau karena gelap atau apa,karena lampu jalannya dikit.Si anjing main nyelonong aja tanpa ngeliat ke arah gw.Entah dalam hati gw tiba-tiba merasa tenang.Dan gw sempet senyum “Haha dasar anjing goblok “Dan akhirnya doi menghilang diantara gelapnya pagi.

Ini jalannya ,udah agak terangan



Kemudian depan jalan ada belokan ke kanan.Dan emang lo musti tau kalo hidup itu emang unpredictable sih.Dari jauh gw liet sesosok makhluk kecil dengan giginya yang tajem2.Kampret !!!tuh anjing napa nungguin gw dah.Trus dari jauh tuh doi ngegonggongin gw.Sumpah ini adalah dimana situasinya tuh serba salah.Kalo mundur pasti dikejar.Kalo maju gw juga ngeri.Dan satu-satunya pilihan ya maju.Lo mesti tau ye latar dimana gw berada tuh jalan kecil,sepi,gelap ples dingin.Mau minta tolong ke siapa coba kan.Saat itu gw teringat pelm The Grey si Liam Neeson yang gulet bareng serigala segede piano.Once more into the fray,Into the last goodfight i’ll ever know,Live and die on this day...Yheaaaa !!


Gw jalan ke sisi kiri jalan.Disitu ada kayak trotoar dan ada taman2nya gitu.Terus gw ambil batu sebagai senjata gw.Dengan hati berdetak morat-marit.Gw maju dengan pelan sampe gw dan calon lawan gw face to face.Akhirnya gw pun berhenti,lalu gw dan tuh anjing diam terpaku beberapa saat.



Ett sumpah ya saat itu gw bener-bener takut men.Lalu tangan gw udah di posisi ngelempar.Dan gw berharap tuh anjing kabur terus gabalik lagi.Sekali lagi ya, hidup itu emang unpredictable men.Si anjing kampret malah maju.Dan entah kenapa gw malah mundur .Gajadi keren-kerenannya huhuhu.Lalu gw dengan pasrah  lari  nyerong ke samping kiri jalan.Terus gw jalan biasa aja seakan ga ada apa-apa.Ajaib banget !, si anjing malah pergi ke kebun yang ada di sisi kanan jalan.Gw pun sempat lega .Tapi beberapa saat dari kejauhan terdengar suara gonggongan lagi.Bodo amat dah ,gw gak mau mikir yang macem-macem.Yang ada di otak gw saat itu adalah.Mesjid,anget dan warga desa.
Istirahat di mesjid sejenak sambil nyusun itinerary dulu,Dan bayangan akan Danau Laut Tawar selalu mengusik pikiran gw
  


Jeng jeng jeng.Mesjid udah di depan mata.Seakan ngeliet oasis di tengah gurun.Gw lega selega-leganya.Ketika ketemu orang yang mau sholat langsung gw sapa.Sebenernya ngobrol itu adalah cara ngilangin rasa takut gw ketika berada di tempat asing sendirian.Dan insya Allah kalo orang mesjid kebanyakan ya baek-baek.

Setelah shubuh orang-orang sudah mulai beranjak dari mesjid menuju rumah masing-masing.Tinggal gw yang gak tau mau pulang kemana hehehe.Tiba-tiba ada tiga bapak-bapak yang nyapa gw,lalu bertanya tujuan gw mau ngapain.Dan gw bilang aja kalo gw tertarik sama kebudayaan gayo dan mau mempelajarinya. Lantas mereka senyum-senyum dan bilang kalo bisa gw harus memperkenalkan Danau Laut Tawar pada temen-temen gw di jakarta.

Kemudian salah seorang bapak menyarankan gw untuk tunggu aja di dalam mesjid sampe jam delapan pagi.Karena jam segitu matahari udah mulai muncul.Karena juga kehangatan adalah kawan yang gw rindukan saat itu.Jadilah gw nunggu di dalem mesjid sendirian.Bahkan yang jaga mesjidnya juga pulang ke rumah hehehe.


Nasib solo travelling,gak ada yang motoin.(selfie dari teras mesjid,Sudah mulai hangat di luar sana.Walau diiringi rintik hujan )


 Hp gw tiba-tiba berdering.Eh ternyata Bang Karimi udah nelpon dan dia bilang gw disuruh istirahat dulu aja di tempatnya.Karena emang kecapekan juga sih ya akhirnya gw setuju.Pas gw keluar mesjid,matahari udah meninggi.Dan gw tercengang melihat kota kecil ini di pagi hari.Pantes aja dingin, orang dikelilingin bukit eni kota.




Diluar mesjid Bang Karimi udah nunggu dengan becak motornya.Lalu kita berangkat menuju tempat dia tinggal.Si abang ini ternyata ngontrak sebuah rumah dan tinggal bertiga bersama kakak dan adiknya.Rumahnya memang kecil dan terbuat dari kayu.Cuma entah mungkin karena suhu udaranya sejuk gw kok jadi bahagia banget ada di rumah itu.

 Disitu gw dikenalin dengan kakaknya yang bernama Bang Burhanudin.Hebatnya mereka bertiga sekolah semua.Si adik masih SMA.Lalu Bang Burhanudin ternyata udah diwisuda ngambil jurusan pertanian.Bang Karimi bilang untuk bayar uang kuliah,mereka bertiga nyambi ngebecak.Disitu gw tercengang mangap.Gw mah apa atuh.Kuliah aja masih tergantung banget sama orang tua.Darisitu gw sadar ternyata usaha gw masih belum sekeras mereka sih.Mungkin ini cara Tuhan ngasih sebuah pemikiran baru bagi hambanya.Dengan bertemu dengan seseorang.Dan setiap orang yang kita temui emang pasti mengajarkan kita suatu hal sih.Jikalau kita bisa nangkep benang merahnya dan masukin tuh ke jarum sistem limbik otak masing-masing.Biar jadi ingatan jangka panjang tuh.
Gw dan Bang Karimi,Dipotoin sama Bang Burhan.


Kemudian setelah capek ilang.Gw memutuskan untuk menemui Kecik atau kepala desa,buat nanya hal-hal seputar kebudayaan Gayo.Disini desa yang gw kunjungin adalah desa yang paling deket dengan Danau Laut Tawar,desa Kebayakan namanya.Berhubung bang Karimi gak bisa nganter karena ada sewa lagi.Jadinya si abang Burhan-lah yang nganterin gw.Setelah hampir sampai di rumah kepala desa.Gw minta berhenti buat moto bentar.Dan beginilah keadan kota impian gw hidup.Takengon.

Disana emang banyak kuda,Dan pada bulan agustus ada festival kuda balap kuda gitu.
Sehabis itu.....


Becak motor bang Burhan berjalan pelan banget.Setelah diteliti lebih dalam,ternyata emang bukan karena mesinnya yang kenapa-kenapa.Tapi emang karena gw aja yg nyuruh pelan.Karena ya itu tadi,menurut pemahaman gw hidup itu harus dinikmati banget men.Mata itu harus diajari untuk mengamati setiap hal disekitar.Jadi hal-hal yang tadinya gak penting cobalah untuk dicari lagi.Mungkin dari situ,alam sedang memberi kita petunjuk atau ide-ide yang melayang-layang di alam pikiran,tiba-tiba nongol dari apa-apa yang kita lihat tersebut.Dan terimakasih untuk guru panglima gambar gw,om Domi Dwinanda Saputera yang telah banyak mengajarkan gw yg goblok ini beberapa ilmu tentang kehidupan.Juga sketsa cepet garis tegas ala-ala desainer,walaupun sampe sekarang gw masih keblinger ngikutin gaya gambarnya master Domi.


Akhirnya gw sampe di kantor  pak Kecik.....
Kedatangan gw disambut dengan bingung oleh pak Keciknya.Mungkin dia terpana sama gw kali ya.Dihadapannya berdiri orang gajelas dengan kulit muka yang ngelupas-ngelupas kebakar sinar matahari.Dan muka gw yg terpaksa menyunggingkan senyum.Senyum yang  penuh arti terselubung,antara ingin mempelajari budaya Gayo,atau mencari tempat nginap gratisan.

Cuma karena gw memang seorang desainer sejati yang
selalu penasaran akan berbagai hal.Gw akhirnnya bertanya banyak tentang kebudayaan gayo yang ternyata mereka juga gak tau banyak.Mereka cuma bilang"Ya kalo arti dan filosofinya saya gak tahu,cuma kalo orang dulu itu tau".
Terus gw nanya "Mereka tinggal di desa ini pak ?".
"Ya orang dulu itu maksudnya ya kakek nenek saya"si bapak menjawab dengan datar.
Sambil gw ngelietin  sekujur tubuh si bapak. Dari situ aja gw bisa menebak ,kalo aja nenek si kakek (bapak)ini masih hidup sampe sekarang mungkin udah masuk acara hitam-putih kali ya.






Alhasil gw pun merasa enggak puas atas informasi yang diberikan bapak-bapak ini.Tapi kemudian salah satu bapak menyarankan agar gw datang menemui sesorang yang masih hidup dan tau betul tentang kebudayaaan Gayo ini.Namanya gw lupa (sumpah beneran dah ).Dia adalah dosen dari salah satu universitas negeri di Takengon.Dan beliau ini sudah sarjana S2 dengan usianya sekarang lumayan gak muda-muda amat.80 taun !

Lalu akhirnya gw dan Bang burhan berangkat menemui si pak dosen eni.Rumahnya gak begitu jauh dari rumah pak kecik sih.Sekitar 2 kiloan lah.Cuma ketika melewati para kuda,gw minta berhenti lagi.Gw sebenernya gak suka-suka amat sama kuda.Cuma lucu aja ngelietnya.

Kuda dan kuda



Di rumah pak Dosen...
Pak dosen ini ternyata orang yang paling antusias banget orangnya.Walaupun Pak Dosen ini adalah seorang dosen pertanian.Tapi ternyata doi suka banget membaca berbagai macam kebudayaan .Dan ternyata doi juga dosennya bang Burhan lo haha.Doi seneng banget ada orang yang mau nanya-nanya tentang kebudayaan leluhurnya.Sementara banyak generasi muda suku Gayo yang gak peduli tentang sejarah nenek moyangnya.Muka pak dosen yang udah tua-tua amat,mendadak lesu.Cuma disitu gw bilang sama pak Dosen kalo gw jatuh cinta sama tanah Gayo.Dan suatu saat gw pengen banget tinggal di sana,lalu ngebuat suatu tempat diamana orang-orang bisa mengenal budaya Gayo lebih dalam.
Sebenernya obrolannya asik ,tapi karena cape,gw jadi ngantuk..trus gw jongkok deh biar gak tidur.

Budaya Gayo ?
Salah satu budaya yang gw kagumi adalah  Kerawang Gayo.Yaitu suatu ragam hias,seperti batik yang memiliki arti tententu.Orang sana menyebutnya premestika(gatau bener gak,gitu sih gw dengernya).Nah premestika ini adalah kata kiasan yang artinya itu bermacam-macam penafsiran dan cenderung sulit diraba.Kalo bahasa arsiteknya sih metafora intangible gitu.Jadi walaupun sulit dimengerti,premestika sebenernya mempunyai pesan-pesan moral mengenai berbagai nilai kehidupan.Jadi ya kalo masyarakat Gayo ini sekarang cuma menjadikan Kerawangnya sebagai hiasan rumah semata ya sayang banget deh gak tau arti dan maknanya.Sementara gw berangan-angan gimana kalo masyarakat sana bisa meninggalkan sisi buruk dari modernisasi dan kembali ke jalan kebenaran leluhurnya.Yang tadinya suka liet gosip di tv,jadi pada suka baca buku dan baca qur'an.Kayaknya tenteram deh dunia.

salah satu motif kerawang Gayo
Gak terasa udah dua jam berbincang-bincang sama si pak Dosen.Sampe doi dimarahin istrinya karena belum sholat ashar,akhirnya tiba juga waktu gw untuk pamitan.Sedih juga sih rasanya.Kayaknya gw ama pak Dosen ini emang sejalan sepemikiran gitu.Entah kenapa ketika gw bilang tentang ilmu-ilmu berbau arsitektur.Ternyata doi juga ngerti men.Dan ngeliet matanya yang udah begitu sayu.Gw amat kagum dah.Karena di usianya yang segitu,beliau masih terus menuntut ilmu dan masih mengajar pula.Setelah pamit gw cium tangan Pak Dosen dan berdoa.Semoga kita bisa ketemu lagi.Sambil ngopi pake gula merah juga boleh.

Dan Danau Laut Tawar....

Takengon memiliki bukit yang dimana dari puncaknya kita bisa melihat seluruh kota dan Danau Laut Tawar dengan lebih jelas.Nama bukitnya adalah Borgayo dan disitu terdapat besi-besi tulisan gede-gede gitu kayak hollywood.Awalnya kita nanjak  melalui motor,kemudian harus menaiki anak tangga.Gak jauh-jauh amat sih.
Ini dari atas bukit
BORGAYO

Abis puas ngobrol-ngobrol plus ngelamun bentar.Gw dan bang Burhan langsung turun kebawah untuk melihat danau dengan lebih dekat.Pengennya sih gw pasang tenda,kayaknya spotnya bagus emang kalo malem.Cuma karena perlengkapan gak memadai,mungkin lain kali kalo kesini lagi.Gw janji kok.Sejenak gw salaman sama rumput.becanda kok

Rada Turun ke bawah

Dapet view dari padi yang menguning,Ajaib banget

Dari sisi lain






















Di tepi danau....


Seperti inikah perjalanan panjang itu
Kaki melangkah
Mata mencercah
Pikiran diam seperti tumbuhan

Lalu di tempat ini
Rasa mulai menyelami hari
Sore yang menjadi amat panjang
Karena waktu kini menjadi sangat dermawan 

Namun...Ketika jengkal jemari berbisik risau
Mata melihat semua cerita  berbalik
Menutup pintu yang seharusnya terbuka

Aku tidak pernah bermimpi menjadi buta
Namun  gelap kian menari di dalam mata
Membuat hujan yang tidak seharusnya menetes
Kian tumpah 

Dan jika aku harus berdoa sekarang
Aku ingin bertemu senja 
Yang pasti lebih jingga dari matamu
Karena kau tidak tahu
Dan tidak akan pernah tahu
Betapa indahnya mata itu

Danau laut tawar,Takengon ,tanggalnya sih lupa...


     Gw sejenak berdiam diri mandangin ombak yang berseliweran  di danau ini.Dan gw-pun mulai tersenyum entah kenapa gw menjadi bahagia banget hari itu.Ya inilah suatu hadiah yang didapat ketika jalan ke suatu tempat.Kadang tempat yang indah itu jadi candu bagi gw.Sejenak gw bisa mikir jernih.Semua permasalahan hilang entah kemana.Tapi sebenernya gw mulai sadar, keindahan sejati itu bukan di sini tempatnya.Keindahan sejati menurut gw ketika gw kembali ke kehidupan nyata,mengatasi setiap permasalahan dalam hidup gw .Kemudian menerima segala cerita yang diberikan Tuhan apapun itu.Menjalani setiap kejadian dengan senyum dua centimeter pipi kiri dan kanan.Dan selalu tertawa kayak pas gw anak-anak dulu.Seakan gak punya beban apa-apa.Kecuali mikir gimana cara  beli sepeda baru.Sampe nangis guling-guling di lantai.

Kebahagiaan lain juga terjadi ketika gw bisa  punya andil dalam kehidupan seseorang.Apapun itu yang bisa ngebuat orang tersenyum atas apa yang gw  lakukan.Menjadi manfaat buat orang banyak.Dan tulus.Tapi tulus itu susah sih.Mungkin suatu saat gw bakal belajar tentang itu.Di Tibet kali ya.Sama murid-muridnya Dalai Lama hehehe
Tiba-tiba pikiran gw ngomong : "Bacot lo !!! sekarang aja di praktekin bisa kali ".

Gw kadang pergi ke berbagai tempat bukan untuk melihat keindahan aja sih.Tapi gw mencari setiap cerita.Karena gw tahu gak ada yang namanya kebetulan di dunia ini.Dan ajaibnya di setiap perjalanan ada aja yang ngasih gw pencerahan akan suatu hal.Dan gw selalu berdoa ,semoga selalu bertemu orang-orang baik setiap gw kemana-mana.Dan kalo gw ketemu preman atau rampok,semoga di kasih duit sama mereka.

Mampir di rumah abangnya Bang Burhan

Lalu gw diajak untuk singgah sejenak di rumah abangnya bang Burhan.Yang setau gw dia tinggal bertiga di kontrakannya sama bang Karimi dan adiknya..Katanya sih abangnya yang petama dari sembilan bersaudara.Buset banyak amat ternyata.



Setelah sampe gw dikenalkan dengan Abangnya,Istrinya dan sodaranya yang lain.Melihat sodaranya ini gw sempet takjub karena gak nyangka mirip artis.Yaitu Joe Taslim.Eeeem maksud gw Matdog.

Di sana gw berbincang dengan abangnya bang Burhan yang orangnya ramah banget.Trus gw di ceritain tentang sejarah Putri Pukes.Yaitu cerita rakyat tentang asal muasal Danau Laut Tawar..Yang konon berasal dari air mata tuh putri.Sang istri juga menambahkan cerita-cerita lainnya tentang Takengon dan masyarakat Gayo.Sambil doi sibuk masak yang gw gak tahu entah apa yang dimasak.Dari baunya sih cukup bikin konsentrasi gw fifty-fifty sama apa yang diomongin abangnya Bang Burhan ini.

Dan Jeng jeng jeng
Kemudian makanan disajikan di atas karpet.Lauknya adalah gulai ikan Depri beserta nasi panas dan sayur kedelai.Hem ini enak banget.Kuahnya itu lo berasa banget.Sederhana tapi nagih banget.Ikannya kecil-kecil segede telunjuk.Dengan tulang yang udah lunak.Gw sampe nambah sumpah.Sayurnya juga unik.Jadi semacam tumisan kedelai gitu,tapi kedelai utuh beserta kulitnya.Dan setiap gigitan gw nikmatin sambil senyum-senyum.
Abang bang burhan yang baju putih,Matdog dan bang burhan
Setelah itu gw pamitan sama keluarga bang Burhan.Dan minta di anterin ke kota lagi.Karena udah capek juga.Dan gw baru tahu ternyata,untuk keliling danau itu dibutuhin waktu dua jam lamanya.Dengan jarak empat puluh kilometer.Gila luas amiirrrr

Sejenak ketemu kuda lagi di tepi danau
Dan kemudian ketika sampai kota gw berterimakasih sama bang Burhan,karena udah nemenin gw dan udah sabar banget,karena gw orangnya banyak nanya-nanya dari yang jelas sampe yang absurd sekalipun.Doi sempat ngajak gw nginep di kontrakannya.Cuma gw bilang makasih karena ingin bertemu seseorang.Dan akhirnya abang Burhan-pun pulang menuju kontrakannya.

Dan Jeng Jeng Jeng lagi...
Gw sempat di sms sama om gw.Dan dia ternyata punya teman yang tinggal di Takengon yang ternyata seorang petani kopi Gayo.Dan gw di kasih nomer teleponnya.Dan setelah gw telepon
Ternyata dia seneng banget dapet tamu dari Jakarta.Yaudah gw menuju rumahnya......

Melewati kota sekali lagi...

Namanya adalah Pak Rani.Ia istri dan anaknya menjemput gw di depan mesjid raya Takengon.Kemudian dengan mobilnya kami menuju rumahnya yang berjarak sekitar lima km dari kota.Pak Rani ini tipikal orang yang suka bercanda tapi dia sendiri gak mau ketawa.Menerut sisi pengamatan gw dari sekian banyak bertemu orang.Orang seperti inilah yang biasanya  malah bikin becandaannya jadi lucu banget ya kan.Gak kaya gw...
Kampret !


Ya Allah beri saya satu rumah di situ ..di tengah-tengah..yang deket pohon-pohon
ini kotanya nih
kebanyakan disini emang becak motor

Akhirnya sampe di rumah pak Rani






Rumahnya terbuat dari kayu emang.Bukan kenapa-kenapa,tapi untuk mencegah udara dingin yang berlebihan gitu.Emang ternyata disini dingin banget.Gak jauh beda lah sama penanjakan Bromo kalo pagi-pagi.Cuma gw sih seneng-seneng aja.Apalagi kalo ada kopi panas.Dan bener juga akhirnya gw disuguhin kopi panas dan yang panas-panas lainnya.Apakah itu ? Ternyata itu adalah daging kerbau yang ditumis gitu sama Ikan gabus goreng dan sayur bayem.Waw

Yang item daging kerbau tuh


Wiihhh ternyata rasanya kaya daging sapi gitu sih.Cuma aromanya lebih strong aje.Sensasinya itu unik menurut gw.Lagian daging kerbau disini pemeliharaannya masih ala-ala kampung gitu.Jadi masih alami lah.Dan pak Rani itu paling anti sama makanan kota yang banyak make bahan-bahan kimia gitu.

Malam dingin dan selimut tebel. 
Kalo ditanya dimana tempat fiktif yang pengin gw kunjungin.Gw bakal bilang Castle Black di dunia Games of Thrones.Gw pengen naik ke puncak The Wall.Bukan pengen kencing di atas sana kayak Tyrion sih.Tapi duduk sejenak gelar matras.Lalu gw mulai membuka perbekalan.Gw ngambil timun dan gw potong kecil-kecil.Lalu kol,kentang,kacang panjang lalu toge.Kemudian gw taro sambel kacang diatasnya.Dan Voila, Gw bikin Karedok diatas The Wall meeeeeen!!!!

Yah sejenak gw bayang-bayangin The Wall jadi mengena banget sih.Bukan apa-apa,ini ternyata Rumah pak Rani lebih dingin daripada dari terminal Payailang kmaren.Mungkin karena lebih deket sama bukit-bukit gitu kali dah. Ini udah jam sebelas malem dan gw akhirnya tidur di salah satu kamar di Rumah ini.Gw di kasih selimut tebel banget dari bulu-bulu gitu.Setelah pake selimut ternyata dinginnya masih tembus.Cuma ya dingin-dingin nikmat gitu sih.Lalu gw tidur lelap banget malem itu.


Mandi pagi...Berani ...?
Pagi ini gw bangun jam lima,langsung disuruh mandi sama pak Rani.Doi nantangin gw kali ini.Pikirnya orang kota takut dingin kali.Alhasil gw langsung ambil gayung dan ada jeda selama lima menit.Enng ...gak selama itu juga sih.Paling satu menit  sepuluh detik.Selama jeda itu timbulah pertempuran di hati gw antara gengsi dan ngeri.Padahal baru gw sentuh airnya aja pake jari gw udah menggigil.Namun gw memutuskan untuk mengangkat gayung "Carpe Diem...! "gw teriak.Dan air-pun jatoh ke seluruh kepala ampe kaki gw.Sumpah seumur hidup gw,baru kali ini gw mandi sambil loncat-loncat.

Setelah ganti baju.gw langsung disuguhin kopi panas yang mengepul.Dengan badan gw yang masih menggigil kedinginan.Gw jadi ceria lagi.Kopi emang menjadi menu wajib bagi warga Gayo.Uniknya mereka gak masukin gula kedalam kopinya.Jadi Kopi pait item plus gula merah yang udah dipotong kecil-kecil di taruh di atas piring kecil.Pak Rani-pun mencontohkan cara minum kopi ala-ala Gayo.Kopi disruput,sehabis itu gula merah di comot dan dilahap dikit-dikit.Begitu seterusnya.Lalu gw niruin cara pak Rani.Ternyata emang lebih enak sih.Pergantian rasa dari pahit ke manisnya tuh unik banget.

Setelah kopi abis dan puas ngobrol-ngobrol.Gw liet jam udah jam tujuh aje.Eh wait..waitt."Pak Rani gak mandi pak ?.Tiba-tiba gw nanya."Saya kalo mandi emang agak siangan,gak kuat kalo pagi.Dingin banget ".doi nyengir .Sompreeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeet


Diajak Jalan ngeliet kebun kopi milik pak Rani
Hari ini gw diajak pak Rani untuk melihat-lihat kebunnya. Pak Rani ini mempunyai kebun kopi gak jauh dari rumahnya.Dan ternyata buah kopi itu rasanya manis2 asem gitu ya.Aseli gw baru tau hahaha.Gw ambil lagi satu dan gw ambil lagi dan lagi.Lama-lama rasanya emang jadi aneh kalo makan kebanyakan.
Ini dia Pak Rani



Mukanya biar jelas *sebenernya ga penting :))

Kemudian diajak lagi ke kebun yang satunya.Juga bertemu penjaga kebunnya

Dari pak Rani gw tahu kalo masyarakat Gayo kebanyakan bermata pencaharian sebagai  petani kopi.Kopi di sini termasuk jenis arabika.Dan Takengon juga jadi pemasok kopi arabika terbesar di Indonesia.Dengan kata lain,kopi Gayo termasuk salah satu dari jajaran kopi berkualitas tinggi di dunia meeeeen.Cuma ya itu,kekayaan akan biji kopi berkualitas belum sepadan dengan kesejahteraan para petani kopi.Soalnya para petani hanya memasok biji secara mentahnya aja.Biji kopinya memang sudah diakui dunia.Tetapi kualitas pengolahannya ya tetap orang luar sana yang katanya lebih jago.


Pak Rani menunjuk suatu pohon yang berbuah menyerupai petai.Ia menyebutnya Lamtoro.Sejenak gw teringat akan Lamtoro-Lamtoro di sepanjang savannah gunung Sindoro Temanggung.Pemandangan yang ngebuat gw bersyukur banget udah dilahirkan di Indonesia.Savannah yang berada di  terjalnya badan gunung.Jika diliat dari puncak,gw gak percaya kalo gw lagi di Indonesia.Hal spektakuler tersebut seakan mengulang kembali di tanah Gayo ini.Hmm gw bahagia bisa menjadi si penghirup udara !!

Nampang














Ini yang masih muda
Nah ini yang agak tuaan






Berangkat ke cafe dimana pak Rani memasok kopi hasil ladangnya

Mungkin ini menjadi kejutan banget buat gw.Pak Rani hari itu mau negeroasting kopi di salah satu cafe di kota Takengon.Dan doi mau ngajarin gw katanya hehehe.

Hari itu di salah satu kedai kopi,terlihat empat orang  yang sedang mengobrol dengan akrab satu sama lainnya.Kemudian pak Rani memperkenalkan gw kepada mereka.
"Kenalin ini ada teman  dari Jakarta "
Serentak mereka semua  yang sedang asyik,kini terpaku kearah gw
"Dia jauh-jauh dateng kesini mau mempelajari kopi Gayo " Pak Rani nyengir ke arah gw.
Buseet dah,sekarepmu dah paaaak.Gw berkata dalem hati dan tak lupa menyunggingkan senyum.

Ternyata bapak-bapak ini adalah para pemilik dari beberapa kedai kopi di Takengon yang sedang kumpul-kumpul gitu.Dari mereka gw diperkenalin jenis-jenis kopi .Berbagai macam aromanya.Sampe percobaan mereka yang membuat kopi beraroma madu.Awalnya gw kira mereka  ini cuma warga pebisnis biasa.Tapi ternyata bisnisnya ini menjadi passion bagi mereka .Sampe-sampe salah satu bapak ini rela pergi ke negeri Paman Sam  untuk mempelajari kopi.

Pagi ini udah tiga cangkir gw minum kopi




Salah satu pemilik cafe yang kadang menjadi wartawan 




Yang bikin gw kaget ternyata salah satu dari mereka adalah seorang wartawan yang udah pernah menerbitkan buku.Judulnya jejak Jokowi di tanah Gayo.Bener gw juga baru tau dah.Sebagai sesama penyuka ilmu literasi.Gw jadi banyak nanya tentang pengalamannya sampe bisa nerbitin buku.Si bapak ini ngasih wejangan dan berbagai anjuran menapaki dunia kepenulisan.Hehe kali ini gw akuin dah.Beruntung banget gw.


Sistem pembelajaran kurikulum Pak Rani-pun dimulai 



Setelah kelar ngobrol.Gw disuruh ngeliet proses pembuatan biji kopi sampe menjadi segelas kopi yang siap diminum.Dari proses roasting kemudian penggilingan sampai penyajiannya.Tak lupa mentor dadakan gw-pun siap menemani gw.Siapa lagi kalo bukan pak RR...itulah pokoknya.






pak Rani ngajarin cara buat espresso





berapa lama pemanggangan menghasilkan aroma yang berbeda




Yah setelah puas sekaligus puyeng.Akhirnya kita berdua pulang dengan membawa dua kilo kopi hasil bikinan gw dan pak Rani nih.Lumayan buat oleh-oleh orang rumah.


Packing...
Kemudian saya balik ke rumah Pak Rani untuk packing sebelum pulang.Dan ternyata disuguhi makanan dan kopi lagi.Entah berapa gelas kopi yang udah gw minum hari ini .Tapi bodoamat emang cuma di Takengon yang boleh minum kopi sepuasnya.



Sambil makan dan minum kopi,pak Rani bercerita tentang asal-usul masyarakat Gayo yang katanya ada campuran dari bangsa timur tengah.Masyarakat gayo ternyata mempunyai bahasanya sendiri.Padahal sedari awal gw kira mereka menggunakan bahasa Aceh yang agak melayu-melayu gitu.Juga ternyata nama beberapa kota di Aceh berasal dari  bahasa Gayo,seperti Lhokseumawe,Bireun,Sigli,Langsa dll.Walah gw jadi ingin ke kota-kota itu.Semoga nanti ada orang baik lagi yang mau nampung gw.




Terminal Payailang Takengon







Sekilas tentang solo travelling 




Gw dari awal gak pernah nyangka bakal dapet perjalanan kayak gini.Ketemu orang baru,dapet kenalan baru dan tentunya pengalaman yang gak gw sangka-sangka.Memang sih solo travelling cuma buat orang yang percaya kalo hidup tuh emang ada yang ngatur.Dan setiap kejadian yang kita alami gak pernah kebetulan.Tinggal kita cari benang merahnya dimana.Solo travelling ngajarin gw untuk selalu percaya bahwa semua orang yang gw temui itu adalah orang baik.Dan percaya kalo kita selalu dipertemukan dengan orang yang baik.Kalo ada yang bilang,tar kalo diculik gimana ?kalo ketemu preman gimana? kalo ada apa-apa gimana..itu semua sebenernya penyakit pikiran yang selalu takut akan hal-hal yang sebenernya belum terjadi..


Contohnya gini,orang yang setiap hari nontonin berita tentang kriminal,pembunuhan dll,gw jamin idupnya dipenuhin ketakutan dan was-was akan berbagai hal.

Orang yang tiap hari baca tentang tragedi orang hilang di gunung.Pasti mikir-mikir kalo diajak nanjak
Gw dulu pernah pertama kali diving (di seaworld sih huahahaha),dan sebelumnya gw nonton Sanctum(pelm tentang orang diving yang tersesat gitu dan pada metong).Jadinya gw ga berani lama-lama di dalem air.

Dulu gw orang yang penakut.Tapi sejak SMA ga pernah lagi nonton pelm setan,Sekarang udah biasa-biasa aja.

Setiap hal-hal yang sering diliat menurut gw akan menjadikan kepribadian seseorang.Jadi kalo mau solo travelling ya kalo bisa baca aja yang positif-positif.Dan yang terpenting Bodo Amatlah udah pasrahin aja.Pasrah dalam berfikir bukan dalam bertindak tapi ya.

Juga emang ada pengalaman tersendiri yang susah buat diceritain yang ngebuat orang ketagihan travelling,Naik gunung ataupun diving dll. Seperti George Mallory yang naklukin gunung Everest pertama kalinya.Ketika doi pulang dan ditanya wartawan.Ngapain capek-capek naik gunung dll dan berbagai ejekan lainnya.Beliau udah bingung mao ngomong apalagi wartawan gak pada ngerti tentang sensasinya berada disana .Dengan kesel doi pun bilang  "because it's there "...yang menjadikan kata-katanya itu melegenda sampe sekarang.


Yang jadi impian gw..
Bikin perpustakaan di sini.Anak-anak desa harus pinter dong.Pinter yang gak cuma baca artikel di internet.Gw pengen banget ngembangin ilmu literasi(membaca dan menulis ) di Indonesia ini.Minimal ya sebulan mereka bisa baca  empat sampe lima buku gitulah.Amiiin


Balik...
Akhirnya tiba juga gw pulang.Tapi gw bakal ngunjungin dulu rumah nenek gw di kota Perdagangan,Simalungun ,Sumut.Perjalanan dari Takengon menuju medan sekitar 8-jaman.Lalu nyambung lagi sekitar 3 jam menuju kota Perdagangan.Gw naik L-300 lagi karena gw pikir mungkin kosong lagi mobilnya kayak awal gw berangkat dari Banda Aceh.Bukan apa-apa sih tapi niat aja pengen selonjoran.

Akhirnya selesai juga nulis nih blog.Sebenernya masih banyak lagi sih yang pengen ditulis tapi apa daya.Penulisan skripsi gw aja masih banyak yang belom kelar huahaha.








Terakhir....
Ternyata L300 yang gw tumpangi penuh,Gw duduk di sebelah ibu-ibu sambil bawa anaknya yang masih bayi nangis-nangis.Penumpang  sebelah gw lainnya adalah  ibu-ibu yang ternyata pengen nyari kerja dan  doi pengen banget usaha disana.Dan hari itu tak ayal gw menjadi tempat curhat pribadi ibu itu deh.

Ketika mobil meninggalkan kota Takengon sejenak gw senyum.Gak nyangka banget bisa sampe ke kota indah antah berantah ini.Ketemu orang-orang yang mengajarkan gw tentang berbagai hal.Entah kapan gw bakal kesini lagi.Makasih Bang Karimi,Bang Burhan ,Pak kepala desa,Pak tetua adat,Pak penjaga mesjid,Kakak bang Burhan,Matdog kw ,Istrinya kakak kakaknya bang Burhan (ribet amat sih ),Pak Rani,Bu Rani,Teman-teman Pak Rani .Makasih ilmu dan kopinya.



The end 
.
.
.
Written by
Rizqi Ardiansyah